Rabu, 28 Oktober 2015


Sebagai sumber dari segala kenikmatan, maka di surga telah disediakan pendamping hidup, yaitu berupa gadis-gadis cantik yang dikenal dengan sebutan bidadari. Berbeda dengan pendamping hidup saat di dunia, maka makhluk yang bernama bidadari akan memiliki kelebihan dan keistimewaan. Dan bidadari-bidadari yang memiliki keistimewaan tersebut hanya diberikan kepada hamba-hamba Allah yang benar-benar beriman serta melakukan banyak amal kebaikan.

Terdapat banyak sekali keterangan baik dari nash al-Qur�an maupun hadits yang menyebutkan sifat-sifat bidadari yang berada di surga. Di antaranya adalah secara fisik mereka berkulit bersih dan bermata jelita. Allah telah menjelaskan tentang kelebihan dari makhluk surga ini dalam firman-Nya:

(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.� (Qs. Ar-Rahman: 72)


Juga perhatikan penegasan sekaligus rincian keistimewaannya seperti dalam surat al-Waqi�ah: 22


Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jelita.� (Qs. Al-Waqi�ah: 22)


Firman Allah subhanahu wa ta�ala yang lain adalah:


Dan Kami berikan kepada mereka bidadari bermata jelita sebagai teman hidupnya.� (Qs. Ad-Dukhan: 54)


Nabi Muhammad shalallahu �alaihi wassalam bersabda, �Allah subhanahu wa ta�ala telah menciptakan wajah-wajah bidadari terdiri dari empat warna: putih, hijau, kuning, dan merah. Dan tubuhnya tercipta dari za�faran, misik, dan kafur. Sedangkan rambut yang dimilikinya diciptakan dari cengkeh. Bagian dari tubuhnya mulai dari kaki hingga lutut tercipta dari za�faran. Sedangkan dari lutut hingga buah dada diciptakan Allah dari �anbar. Tubuhnya mulai leher sampai buah dada tercipta dari kafur. Saking cantiknya bidadari-bidadari di surga, maka sumsum tulang betisnya dapat terlihat dari luar. Seandainya sang bidadari meludah ke dunia, maka ludahnya akan menjelma menjadi misik. Pada setiap dadanya tertulis nama suaminya dan juga nama dari nama-nama Allah. Di pergelangan tangannya mereka mengenakan sepuluh gelang yang terdiri dari emas, juga memakai cincin sebanyak jari-jari yang ada, memakai sepuluh perhiasan gelang kaki dari mutiara dan permata.�

Rasulullah shalallahu �alaihi wassalam bersabda sebagaimana diceritakan dari Ibnu Abbas: �Sesungguhnya di surga terdapat bidadari-bidadari yang dinamakan Al-�aina. Ia dijadikan dari empat unsur, yaitu unsur misik, kafur, �anbar, dan za�faran. Lempungnya dicampur (diaduk) dengan maa-ul-hayat (air hidup). Mereka amat merindukan suaminya. Andaikata di antara mereka ada yang meludah (ke laut dunia), maka air laut tersebut menjadi tawar."

Dalam sebuah hadits lain juga diceritakan barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, maka Allah akan mengawinkan dengan satu bidadari yang berada di dalam kemah mutiara yang terukir.

Sedangkan kecantikan paras para bidadari surga telah digambarkan dalam surat ar-Rahman: 58 sebagai berikut:


Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan.� (Qs. Ar-Rahman: 58)

Pada suatu ketika Rasulullah shalallahu �alaihi wassalam pernah ditanya tentang apakah penduduk surga itu bersenggama. Maka Rasulullah menjawab:

�Diberikan kepada mereka yang laki-laki (dari penduduk surga) berupa kekuatan sehari lebih utama dari 70 orang dari padamu.�

Disebutkan bahwa di surga �Adn terdapat istana-istana dari mutiara. Dan pada setiap istana, terdapat 70 rumah dari permata yaqut merah. Dalam setiap rumah, juga terdapat rumah lagi yang jumlahnya sekitar 70 buah dengan bahan dasar dari jamrud hijau. Di dalamnya terdapat ranjang, sedangkan pada setiap ranjang terdapat 70 permadani beraneka warna. Di setiap permadani terdapat seorang bidadari. Masing-masing rumah tersebut memiliki pelayan wanita. Orang-orang mukmin setiap pagi diberikan kekuatan untuk melayani dan menikmati seluruh kelebihan yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta�ala tersebut.

Disebutkan dalam sebuah keterangan bahwa seandainya bidadari itu muncul ke dunia, maka suasana di sekitarnya akan berubah terang benderang karena pancaran sinar yang dikeluarkan. Demikian pula, seluruh pelosok negeri akan mendapatkan semerbak aroma wangi yang tidak pernah tercium sebelumnya.

Disebutkan pula, bahwa para bidadari itu tidak mengeluarkan darah haid, demikian pula tidak kencing / buang air besar, tidak pernah meludah, tidak beringus, tidak mengeluarkan mani, dan selalu dalam keadaan perawan.

Itulah kenikmatan luar biasa yang telah dipersiapkan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Tentunya amat disayangkan apabila manusia tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan beramal baik saat di dunia.

Referensi: Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung

YouTube Channel Lampu Islam: YouTube.com/c/LampuIslam

Page Facebook Lampu Islam: Facebook.com/LampuIslam   
Google + Lampu Islam: Plus.google.com/+LampuIslam 

0 komentar:

Posting Komentar