Jumat, 08 Januari 2016


Do�a adalah ibadah yang sangat agung yang tidak boleh ditujukan kepada selain Allah subhanahu wa ta�ala. Berdo�a adalah cermin dari rasa tunduk dan rendah diri serta ketidakberdayaan dan melepaskan diri dari rasa memiliki dan berkuasa. Berdo�a merupakan simbol penghambaan, sarana untuk merasakan kerendahan diri kita sebagai manusia yang lemah dan tidak ada daya apapun di hadapan Allah. Di dalam do�a, ada pujian kepada Allah, ada permohonan yang tulus dari lubuk hati yang terdalam, dan ada perasaan yang terfokus pada kemurahan Allah subhanahu wa ta�ala. Nabi Muhammad shalallahu �alaihi wassalam bersabda �do�a adalah inti dari suatu ibadah.� (H.R. Tirmidzi)

Dalam setiap kesempatan, Nabi Muhammad shalallahu �alaihi wassalam senantiasa bermunajat dengan do�a dan ber-tadarru(merasa rendah di hadapan Allah), serta menampakkan ketergantungan kepada Allah. Hal ini terutama dilakukan oleh beliau pada waktu-waktu yang mustajab (waktu dimana suatu do�a dikabulkan) seperti di tengah malam pada saat shalat tahajjud, pada hari Arafah, di multazam, dan sebagainya.

Di antara do�a-do�a yang beliau panjatkan adalah,

Ya Allah, perbaikilah oleh-Mu urusan agamaku karena ia adalah kendali segala urusanku. Perbaikilah urusan duniaku karena ialah tempat penghidupanku. Perbaikilah urusan akhiratku karena ialah tempat kembaliku yang abadi. Jadikanlah kehidupanku sebagai tambahan bagiku untuk memperoleh segala kebaikan. Dan jadikanlah kematian sebagai akhir dari segala keburukan.� (H.R. Muslim)


Beliau juga sering berdo�a setiap pagi dan sore,

Ya Allah, Dzat yang mengetahui segala sesuatu yang ghaib dan yang tampak, yang menciptakan langit dan bumi, pemilik dan raja segala sesuatu, aku bersaksi tiada tuhan selain Engkau. Aku berlindung kepadamu dari kejahatan diri dan nafsuku dan dari kejahatan setan dan sekutunya, dan dari perbuatan jelek atau yang menyebabkan kejelekan kepada sesama Mulim.(H.R. Abu Daud)

Di antara do�a beliau,

Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal dari yang haram. Dan jadikanlah aku kaya hanya dengan karunia-Mu, tidak dari yang lain.� (H.R. Tirmidzi)

Begitu juga do�a beliau yang menyentuh saat akan dipanggil menghadap-Nya,

Ya Allah, ampunilah kau, dan kasihanilah aku, serta tempatkanlah aku di sisi-Mu.� (Muttafaq �alaih)

Rasulullah shalallahu �alaihi wassalam banyak memanjatkan do�a kepada Allah di setiap kesempatan dan kondisi yang berbeda. Di waktu senang, susah, dan perang. Bahkan dalam perang Badar, ketika melihat kekuatan musuh yang demikian besarnya, beliau shalallahu �alaihi wassalam berdo�a lama sekali di dalam tendanya, sampai-sampai selendang beliau jatuh dari bahunya. Hal ini beliau lakukan untuk memohon pertolongan Allah subhanahu wa ta�ala agar kemenangan dapat diraih oleh pasukan Muslim. Dan Allah pun mengabulkan do�a yang beliau panjatkan dengan mengirimkan pasukan-pasukan malaikat yang turun dari langit sehingga umat Muslim memenangkan perang Badar. Rasulullah berdo�a tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk keluarganya, sahabatnya, serta seluruh umat Muslim dimanapun mereka berada.


Referensi: Abdul Malik Ibnu M. al-Qasim (2000). Sehari di Rumah Rasulullah. Jakarta: Gema Insani

YouTube Channel Lampu Islam: YouTube.com/c/LampuIslam
Page Facebook Lampu Islam: Facebook.com/LampuIslam   
Google + Lampu Islam: Plus.google.com/+LampuIslam

0 komentar:

Posting Komentar